Sebuah panggilan setiap saat berkumandang dari langit: “Dan sungguh, Kami benar-benar meluaskannya.” (*1)
Yang mendengarnya setiap saat, namun bukan dengan telinga? “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang mengabdi, yang bertahmid, yang berjalan (karena Allah), yang ruku’, yang sujud.” (*2)Carilah tangga “dari Allah, pemilik Al-Ma’arij (tempat mi’raj) ” (*3), lalu naiklah! Tangga yang “Al-Malaa’ikat dan Ar-Ruuh naik (kepada-Nya) dalam satu hari. ” (*4)Siapakah yang sanggup, dari bahan khayalanmu, mampu membuat nyata tangga ke langit itu?Tangan “Kepada Kami segala sesuatu akan kembali.” -lah yang membuat mereka mi’raj. (*5)
Ketika pahat sabar dan syukur telah selesai menatahmu , mi’raj-lah,
dan ucapkan, “dan itu tak akan diperoleh, kecuali oleh Ash-Shaabiruun.” (*6)Saksikan, siapa sesungguhnya yang memegang pahat-pahat itu. Lalu pasrahkan dirimu dengan gembira!Jangan kau lawan pahat itu, seperti tali para penyihir Fir’aun (yang menjadi ular), ingatlah nasib mereka yang mengatakan, “dengan kuasa Fir’aun, sungguh kami benar-benar akan menang.” (*7)Majulah beberapa langkah lagi, maka kau akan menjadi “Ashabul Yamin (golongan kanan)” (*8)Dan jika kau telah sampai pada batas tertinggimu, engkau adalah “As-Saabiquunas-Saabiquun (yang paling utama dari golongan yang utama) ” (*9)Jika engkau berasal dari tempat para kekasih-Nya di langit, maka datanglah!Dan masuklah ke dalam shaf “Sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf” (*10)Jika engkau miskin, tabuhlah genderang “Kemiskinan adalah jubahku” (*11)Jika engkau seorang faqih, jagalah agar engkau tidak termasuk kedalam “mereka adalah kaum yang la-yafqihuun (tidak memahami)” (*12)Jika engkau telah menjadi nun yang bertekuk lutut seperti qalam yang bersujud, Maka engkau termasuk ke dalam “apa yang mereka tulis” dalam “Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis.” (*13)Jadilah mata yang melihat dalam “kelak kamu akan melihat” , kepada mereka yang ada dalam “mereka pun akan melihat.” (*14)Bahkan jika engkau “bersikap lunak” bagai penjilat, namun apa artinya itu bagi “mereka yang bersikap lunak (pula kepadamu)?” (*15)Hunjamkan akarmu kuat-kuat, seperti pohon Sidrah yang “tiada keraguan di dalamnya.” (*16)Jagalah dedaunan dan batangmu dari goyah karena tiupan nafas “yang kami tunggu-tunggu hingga kecelakaan menimpanya.” (*17)Lihatlah kebun yang menjadi arang dalam “malapetaka (yang datang) dari Rabb-mu” , tipu dayanya menghanguskan kebun mereka “ketika mereka sedang tidur.” (*18)
Dikutip dari Rumi, dalam Nargis Virani: “I am the Nightingale of the Merciful”: Rumi’s Use of the Qur’an and Hadith. Terjemahan dan catatan oleh Herry Mardian.
Catatan
(*1) Q. S.[ 51] : 47
(*2) Q. S. [9] : 112
(*3) Q. S. [70] : 3
(*4) Q. S. [70] : 4
(*5) Q. S. [21] : 93
(*6) Q. S. 28 : 80
(*7) Q. S. [26] : 44
(*8) Q. S. [56] : 27.
(*9) Q. S. [56] : 10
(*10) Q. S. [37] : 165
(*11) (Al-Hadits)
(*12) Q. S. [8] : 65
(*13) Q. S. 68 : 1
(*14) Q. S. [68] : 5, “Maka kelak kamu akan melihat, dan mereka pun akan melihat.”
(*15) Q. S. [68] : 9 “Maka mereka ingin agar kamu bersikap lunak, lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).”
(*16) Q. S. [2] : 2
(*17) Q. S. [52] : 30
(*18) Q. S. [68] : 19
(*2) Q. S. [9] : 112
(*3) Q. S. [70] : 3
(*4) Q. S. [70] : 4
(*5) Q. S. [21] : 93
(*6) Q. S. 28 : 80
(*7) Q. S. [26] : 44
(*8) Q. S. [56] : 27.
(*9) Q. S. [56] : 10
(*10) Q. S. [37] : 165
(*11) (Al-Hadits)
(*12) Q. S. [8] : 65
(*13) Q. S. 68 : 1
(*14) Q. S. [68] : 5, “Maka kelak kamu akan melihat, dan mereka pun akan melihat.”
(*15) Q. S. [68] : 9 “Maka mereka ingin agar kamu bersikap lunak, lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).”
(*16) Q. S. [2] : 2
(*17) Q. S. [52] : 30
(*18) Q. S. [68] : 19
0 komentar:
Posting Komentar