Bismillaahirrahmaanirrahiim...
1.Diwajibkan
atas orang yang menuntut ilmu untuk menghiasi dirinya dengan akhlaq yang mulia
dan menjauhi pekerti yang buruk seperti emosional,memperturutkan nafsu dan
lain-lain. Semua itu merupakan kegelapan yang akan menghalangi masuknya cahaya
ilmu. Parameter menguasai ilmu pengetahuan bukanlah karena banyaknya
periwayatan dan muatan hafalan yang banyak, melainkan cahaya bashirah (mata
hati) yang melaluinya dapat dibedakan antara perkara yang haq dan perkara yang
bathil, antara berbahaya dan hal yang bermanfaat, antara kebaikan dan
keburukan, serta antara petunjuk dan kesesatan.
2.Diwajibkan
bagi penuntut ilmu untuk meminimalisir kesibukannya dan hal-hal yang dapat
memalingkan dirinya dari meraih ilmu dan mengonsentrasikan waktu untuknya,
karena Allah tidak akan menjadikan dua hati dalam rongga seseorang.
3.Seorang yang
sedang belajar tidak boleh bersikap sombong dengan ilmunya dan tidak boleh
menjerumuskan pengajarnya, tetapi harus patuh kepada nasihatnya. Di anjurkan
pula hendaknya dia bersikap rendah diri kepada pengajar/gurunya dan senang
melayaninya karena mengharapkan pahala dari Allah. Ilmu itu tidak dapat diraih,
kecuali dengan sikap rendah diri, penuh perhatian, dan mau mendengar dengan
khusyu’. Allah swt berfirman : “Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang
menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS.Qaaf :
37)
4.Janganlah
seorang penuntut ilmu membiarkan suatu bidang ilmu yang terpuji dan jangan pula
suatu cabang pun di antara cabang-cabangnya, melainkan harus diperhatikan
dengan baik olehnya maksud dan tujuannya serta kesimpulan akhirnya.
5.Janganlah
seorang yang sedang menuntut suatu bidang ilmu pengetahuan mempelajarinya
dengan sekaligus, melainkan harus tertib dan memulainya dari bagian yang paling
penting.
6.Janganlah
seorang penuntut ilmu beralih ke bidang lain sebelum menguasai bidang yang
sebelumnya, karena sesungguhnya ilmu pengetahuan itu ada tertib urutannya yang
harus diperhatikan, sebagian di antaranya merupakan pembuka jalan bagi sebagian
yang lain. Orang yang beroleh kesuksesan pasti akan memperhatikan urutan dan
tahapan ini. Allah swt telah berfirman :“Orang-orang yang telah kami beri
Alkitab kepadanya, mereka memebacanya dengan baca yang sebenarnya.” (QS.Al-Baqarah
: 121). Yakni mereka tidak melampaui suatu bidang pun, melainkan harus menguasainya
terlebih dahulu ilmu dan pengalamannya.
7.Ilmu yang
paling mulia adalah ilmu tentang Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, dan
rasul-rasulNya serta ilmu-ilmu lain yang ada kaitannya dengan ilmu-ilmu
tersebut.
8.Hendaknya
niat sang pelajar saat sedang menuntut ilmunya adalah untuk menghiasi batinnya
dan memperindahnya dengan keutamaan,sedang pada masa mendatang akan menjadi
sarana baginya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Jangan sampai ia
berniat menuntut ilmu untuk meraih jabatan, harta, kedudukan, mendebat
orang-orang yang kurang akalnya, dan menyombongkan diri, karena Allah swt telah
menjamin akan meninggikan derajat orang-orang yang dianugerahi iman dan ilmu
pengetahuan melalui firman-Nya : “Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.” (QS.Al-Mujaadillah : 11)
Sumber : ‘Abdur Rahman, Jamaal.
2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah. Bandung :
Irsyad Baitus Salam (IBS)
0 komentar:
Posting Komentar